Penulis: Dr. Antonius Alijoyo, ERMCP, CERG
Ketua Dewan Pengarah Institute of Compliance Professional Indonesia (ICoPI)
Ketua Komite Teknis 03-10: Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Kepatuhan – Badan Standarisasi Nasional (BSN) Indonesia.

 

Sementara keberadaan direktur kepatuhan telah menjadi fenomena umum di industri jasa keuangan, kebutuhan akan keberadaan mereka semakin tinggi di berbagai industri lain. Seiring dengan hal ini, perlu dipahami apa sebetulnya yang menjadi tantangan bagi direktur kepatuhan dan bagaimana memastikan keberadaan dan peran mereka efektif dalam menghasilkan dampak positif dan bernilai tambah bagi organisasi.

Di bawah ini adalah beberapa tantangan direktur kepatuhan dan langkah-langkah awal apa yang perlu dilakukan oleh direktur kepatuhan agar mampu mengatasi tantangan tersebut, dan mampu menjalankan peran dan fungsinya dengan efektif.

 

A. Tantangan Direktur Kepatuhan

Beberapa tantangan utama yang perlu dipahami oleh direktur kepatuhan terutama di masa awal peran mereka di organisasi:

  • Memahami kompleksitas bisnis perusahaan dan celah-celah dimana bisa terjadi kerusakan keuangan dan/atau operasional yang disebabkan oleh risiko kepatuhan.
  • Membangun kemitraan dengan para pelaku bisnis utama perusahaan, sehingga fungsi kepatuhan berguna untuk mendukung pelaksanaan peran dan tanggung jawab mereka sebagai lapis pertama pertahanan organisasi.
  • Waspada untuk tidak tertimbun dan tenggelam dalam ratusan masalah dan krisis yang sudah ada di organisasi sehingga tidak sempat membangun program dan peran jangka panjang yang berdampak strategis.

 

B. Langkah-langkah awal Direktur Kepatuhan

Beberapa langkah-langkah awal di bawah ini perlu dipertimbangkan bagi direktur kepatuhan yang baru saja ditunjuk atau diangkat:

  • Lakukan asesmen mengenai siapa saja dalam tim manajemen kepatuhan yang memiliki kemampuan melekat dalam pengertian memiliki kapabilitas pengelolaan manajemen kepatuhan yang dibutuhkan, dan sejauh apa hubungan atau keterkaitan yang sudah terbangun antara mereka dengan pimpinan bisnis yang lain dalam organisasi.
  • Lakukan pengkajian ulang secara menyeluruh bagaimana sistem dan kerangka manajemen risiko organisasi yang ada. Apakah dapat menolong fungsi manajemen kepatuhan dalam mengidentifikasi dimana celah atau isu risiko kepatuhan akan timbul dan bagaimana mereka dapat dikelola.
  • Lakukan pembangunan jejaring dengan berbagai pemangku kepentingan internal – dengan para pelaku proses bisnis utama perusahaan dan fungsi manajemen risiko, dan eksternal – dengan komunitas manajemen kepatuhan di industri terkait.
  • Lakukan perencanaan 180 hari pertama untuk melakukan penjabaran sasaran utama perusahaan sebagai dasar penentuan langkah-langkah aksi manajemen kepatuhan apa yang diperlukan dalam mewujudkan sasaran tersebut. Perencanaan 180 hari pertama adalah langkah yang paling penting sebagai sinyal kepada anggota direksi lainnya dan dewan komisaris bahwa ada jalan untuk sukses dalam memastikan efektivitas fungsi manajemen kepatuhan. Selain itu, perencanaan 180 hari pertama dapat membantu direktur kepatuhan mengembangkan kredibilitas dan prioritas kerja dengan pihak internal terutama manajemen puncak, pimpinan bisnis utama perusahaan serta fungsi manajemen risiko; dan dengan pihak eksternal terutama dengan regulator atau otoritas terkait.
  • Lakukan pengidentifikasian ‘quick wins’ karena sukses pertama yang cepat akan memberikan ruang dan dukungan bagik sukses berikutnya. Setelah itu, pastikan ‘quick wins’ tersebut dapat terealisasi dalam kurun waktu yang diharapkan.

 

Mudah-mudahan artikel di atas bermanfaat bagi rekan-rekan dalam profesi bidang manajemen kepatuhan, terutama yang akan segera mengambil peran baru sebagai direktur kepatuhan di suatu perusahaan.